Inflasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, & Cara Mengatasinya

Pohonilmu.com - Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa dalam jumlah besar yang terjadi secara terus menerus dalam periode tertentu. Salah satu hal yang menandakan terjadinya inflasi adalah meningkatnya peredaran uang kertas akibat penurunan nilai mata uang sehingga berimbas pada kenaikan harga barang dan jasa.

Naiknya harga barang dan jasa secara keseluruhan ini membuat biaya hidup semakin meningkat.

Umumnya, inflasi adalah kondisi kenaikan barang dan jasa yang diukur selama satu tahun oleh lembaga statistik negara. Di Indonesia, peran ini dipegang oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

BPS bertugas untuk melakukan survei guna mengumpulkan data dari harga berbagai macam barang dan jasa yang dianggap mewakili kebutuhan konsumsi masyarakat. 

Data yang didapatkan tersebut nantinya dibandingkan dengan harga-harga sekarang dengan periode sebelumnya untuk mengukur tingkat inflasi.


Jenis-jenis Inflasi

Seperti yang telah saya sebutkan diatas bahwa inflasi tidak hanya ada satu jenis, melainkan ada beberapa jenis. Dibawah ini adalah jenis-jenis inflasiberdasarkan tingkat keparahannya.


  1. Inflasi ringan, inflasi dengan tingkat keparahan dibawah 10% dalam satu tahun
  2. Inflasi sedang, inflasi dengan tingkat keparahan diantara 10%-30% dalam satu tahun
  3. Inflasi berat, inflasi dengan tingkat keparahan diantara 30%-100% dalam satu tahun
  4. Hiper inflasi, inflasi dengan tingkat keparahan diatas 100% dalam satu tahun, inflasi ini merupakan inflasi yang sangat parah


Cara Mengatasi Inflasi

Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari penyebab terjadinya inflasi supayadapat dicari jalan keluarnya. Secara teoritis untuk mengatasi inflasi relatif mudah, yaitu dengancara mengatasi pokok pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar.

Berikut ini kebijakan yang diharapkan dapat mengatasi inflasi:

Kebijakan Moneter

segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Kebijakan ini meliputi:

  • Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan suku bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang
  • Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual SBI
  • Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi berkurang
  • Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat pemberian kredit
  • Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp 1 .

Kebijakan Fiskal

dapat dilakukan dengan cara:

  1. menaikkan tarif pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor uang lebih banyak kepada pemerintah sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
  2. Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah
  3. Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai negeri 10% untuk ditabung, ini terjadi pada masa orde lama.

Kebijakan Non Moneter

dapat dilakukan melalui:

  1. Menaikan hasil produksi, Pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk lebih produktifdan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi turun
  2. Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikanupah disaat sedang inflasi.
  3. Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga maksimum bagi barang-barang tertentu.


Dampak Inflasi

Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrument-instrumen berikut:

  1. Politik diskoto (Politik uang ketat): bank menaikkan suku bunga sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
  2. Politik pasar terbuka: bank sentral menjual obligasi atau surat berharga ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat lebih rendah.
  3. Peningkatan cash ratio: Menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank sehingga jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat menjadi berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut:

  • Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
  • Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak.

Kebijakan Non Moneter

Kebijakan non moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut:

  • Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.
  • Menekan tingkat upah.
  • Pemerintah melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga maksimal.
  • Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.
  • Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang). Senering ini pernah dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%. Pemerintah memotong nilai mata uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00.
  • Kebijakan yang berkaitan dengan output. Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan harga.
  • Kebijakan penentuan harga dan indexing. Ini dilakukan dengan penentuan ceiling price.


Kebijakan Sektor Riil

Kebijakan sektor riil dapat dilakukan melalui instrument berikut:

  • Pemerintah menstimulus bank untuk memberikan kredit lebih spesifik kepada UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Contohnya bank BRI mencanangkan tahun ini sebagai Microyear.
  • Menekan arus barang impor dengan cara menaikkan pajak.
  • Menstimulus masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri.

Penyebab Inflasi

1. Menaiknya Permintaan

Salah satu penyebab inflasi adalah adanya kenaikan permintaan, sedangkan penawaran (produk yang dapat dihasilkan atau produk yang tersedia dipasaran) tidak bisa mencukupi atau memenuhi permintaan tersebut, maka terjadilah kenaikan harga, yang ujung-ujungnya dapat menyebabkan inflasi (jika barang tersebut merupakan barang yang sangat berpengaruh, seperti BBM).


2. Menaiknya Biaya Produksi

Ketika harga biaya produksi suatu produk mengalami kenaikan, maka harga produk yang dihasilkan tersebut juga akan naik.


Selain dua faktor penyebab inflasi diatas, masih ada lagi beberapa faktor penyebab inflasi lainnya, mungkin yang saya sebutkan diatas bisa dijadikan gambaran bagaimana inflasi dapat terjadi.


Pohonilmu.com - Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa dalam jumlah besar yang terjadi secara terus menerus dalam periode tertentu. Salah satu hal yang menandakan terjadinya inflasi adalah meningkatnya peredaran uang kertas akibat penurunan nilai mata uang sehingga berimbas pada kenaikan harga barang dan jasa.

Naiknya harga barang dan jasa secara keseluruhan ini membuat biaya hidup semakin meningkat.

Umumnya, inflasi adalah kondisi kenaikan barang dan jasa yang diukur selama satu tahun oleh lembaga statistik negara. Di Indonesia, peran ini dipegang oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

BPS bertugas untuk melakukan survei guna mengumpulkan data dari harga berbagai macam barang dan jasa yang dianggap mewakili kebutuhan konsumsi masyarakat. 

Data yang didapatkan tersebut nantinya dibandingkan dengan harga-harga sekarang dengan periode sebelumnya untuk mengukur tingkat inflasi.


Jenis-jenis Inflasi

Seperti yang telah saya sebutkan diatas bahwa inflasi tidak hanya ada satu jenis, melainkan ada beberapa jenis. Dibawah ini adalah jenis-jenis inflasiberdasarkan tingkat keparahannya.


  1. Inflasi ringan, inflasi dengan tingkat keparahan dibawah 10% dalam satu tahun
  2. Inflasi sedang, inflasi dengan tingkat keparahan diantara 10%-30% dalam satu tahun
  3. Inflasi berat, inflasi dengan tingkat keparahan diantara 30%-100% dalam satu tahun
  4. Hiper inflasi, inflasi dengan tingkat keparahan diatas 100% dalam satu tahun, inflasi ini merupakan inflasi yang sangat parah


Cara Mengatasi Inflasi

Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari penyebab terjadinya inflasi supayadapat dicari jalan keluarnya. Secara teoritis untuk mengatasi inflasi relatif mudah, yaitu dengancara mengatasi pokok pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar.

Berikut ini kebijakan yang diharapkan dapat mengatasi inflasi:

Kebijakan Moneter

segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan tujuan menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Kebijakan ini meliputi:

  • Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan suku bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang
  • Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual SBI
  • Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi berkurang
  • Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat pemberian kredit
  • Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp 1 .

Kebijakan Fiskal

dapat dilakukan dengan cara:

  1. menaikkan tarif pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor uang lebih banyak kepada pemerintah sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
  2. Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah
  3. Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai negeri 10% untuk ditabung, ini terjadi pada masa orde lama.

Kebijakan Non Moneter

dapat dilakukan melalui:

  1. Menaikan hasil produksi, Pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk lebih produktifdan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi turun
  2. Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikanupah disaat sedang inflasi.
  3. Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga maksimum bagi barang-barang tertentu.


Dampak Inflasi

Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrument-instrumen berikut:

  1. Politik diskoto (Politik uang ketat): bank menaikkan suku bunga sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
  2. Politik pasar terbuka: bank sentral menjual obligasi atau surat berharga ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat lebih rendah.
  3. Peningkatan cash ratio: Menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank sehingga jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat menjadi berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut:

  • Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
  • Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak.

Kebijakan Non Moneter

Kebijakan non moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut:

  • Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.
  • Menekan tingkat upah.
  • Pemerintah melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga maksimal.
  • Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.
  • Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang). Senering ini pernah dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%. Pemerintah memotong nilai mata uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00.
  • Kebijakan yang berkaitan dengan output. Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan harga.
  • Kebijakan penentuan harga dan indexing. Ini dilakukan dengan penentuan ceiling price.


Kebijakan Sektor Riil

Kebijakan sektor riil dapat dilakukan melalui instrument berikut:

  • Pemerintah menstimulus bank untuk memberikan kredit lebih spesifik kepada UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Contohnya bank BRI mencanangkan tahun ini sebagai Microyear.
  • Menekan arus barang impor dengan cara menaikkan pajak.
  • Menstimulus masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri.

Penyebab Inflasi

1. Menaiknya Permintaan

Salah satu penyebab inflasi adalah adanya kenaikan permintaan, sedangkan penawaran (produk yang dapat dihasilkan atau produk yang tersedia dipasaran) tidak bisa mencukupi atau memenuhi permintaan tersebut, maka terjadilah kenaikan harga, yang ujung-ujungnya dapat menyebabkan inflasi (jika barang tersebut merupakan barang yang sangat berpengaruh, seperti BBM).


2. Menaiknya Biaya Produksi

Ketika harga biaya produksi suatu produk mengalami kenaikan, maka harga produk yang dihasilkan tersebut juga akan naik.


Selain dua faktor penyebab inflasi diatas, masih ada lagi beberapa faktor penyebab inflasi lainnya, mungkin yang saya sebutkan diatas bisa dijadikan gambaran bagaimana inflasi dapat terjadi.


Post a Comment

Previous Post Next Post
close